Telah dilakukan magang/pelatihan alih teknologi perkebunan tentang teknologi somatik embryogenesis untuk komoditas tebu. Pelatihan dilaksanakan mulai 14-16 November 2011 Bertempat di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor
(Laboratorium Biak Sel dan Mikropropagasi Tanaman).
Guna mewujudkan swasembada gula tahun 2014 perlu dilakukan peningkatan produksi gula nasional melalui perluasan areal pertanaman tebu dengan menggunakan varietas-varietas yang toleran terhadap kekeringan dan tingkat produksi yang tinggi.
Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk menunjang program swasembada tersebut sangat besar. Hal tersebut sangat sulit untuk dipenuhi jika masih mengandalkan perbanyakan tanaman secara konvensional malalui stek batang atau bagal. Masalah tersebut dapat diatasi dengan antara lain dengan perbanyakan tebu melalui kultur jaringan (kultur invitro).
Perkembangbiakan atau regenerasi dalam kultur in-vitro dapat dilakukan melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun tidak langsung malalui tahap kalus. Selain itu untuk medapatkan jumlah bibit yang banyak dapat juga dilakukan dengan cara memodifikasi system kultur seperti system perendaman sesaat (SPS) dan yang lainnya.
Regenerasi melalui embriogenesis somatik memberikan banyak keuntungan, antara lain: (1) waktu perbanyakan lebih cepat; (2) pencapaian hasil dalam mendukung program perbaikan tanaman lebih cepat; dan (3) jumlah bibit yang dihasilkan tidak terbatas jumlahnya.
Kultur Jaringan Tebu
1. Kelebihan dibandingkan dengan perbanyakan secara konvensional
- Laju multiplikasi lebih cepat (50.000 kali dalam 6 bulan disbanding dengan konvensional yang hanya mencapai 8-12 kali)
- Bibit bebas penyakit
- Kemurnian bibit lebih terjamin
Prosedur Kultur Jaringan Tebu
1. Persiapan eksplan
- Eksplan: meristem atau daun muda yang masih menggulung
- Sterilisasi dengan cara dibakar dengan alcohol sebanyak 3 kali
2. Medium inisiasi kalus dengan menggunakan media MS dengan penambahan hormone 2,4-D dan air kelapa.
3. Sub kultur dilakukan setiap 3-4 minggu pada medium yang sama untuk proliferasi kalus
4. Tempat kultur: ruang gelap, suhu 26-28 oC
5. Pembentukan dan pembesaran tunas
- Medium MS dengan penambahan IAA dan air kelapa.
- Kultur diletakkan pada ruang kultur terang dengan intensitas cahaya 20 μmol foton/m2/detik, fotoperiode 12 jam dengan suhu 26-28 oC.
6. Pembentukan akar
- Medium cair MS 2 cair pada tabung besar di ruang terang.
7. Aklimatisasi
- Medium: tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1
- Diletakkan dalam sungkup plastic, setelah 4 minggu dipindah ke polibag.
Alur Kerja dalam Kultur Jaringan Untuk Somatic Embryogenesis pada Tebu
Mengenai Petunjuk teknis pembuatan Bibit menggunakan kultur jaringan by P3GI Pasuruan, silahkan download dengan mengklik link berikut ini http://www.ziddu.com/download/17832166/JuknisTebu_EkaS_P3GI.pdf.html
Sumber : http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/
Sumber : http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/
0 komentar:
Posting Komentar