Working Vista Pointer

DOLOMIT Untuk Tanaman Tebu

Dosis Dolomit Untuk Tanaman Tebu


Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2. (wikipedia)

Dolomit merupakan solusi utama bagi pertanian, perkebunan, dan tambak yang banyak diusahakan di atas tanah yang bereaksi masam. Faktor yang menyebabkan sehingga tanah tanah memiliki tingkat kemasaman tinggi antara lain karena curah hujan yang tinggi, faktor penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, asal batuan induk yang memiliki reaksi masam. Untuk itu pengapuran dan pemupukan dengan Pupuk Dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah kemasaman dan miskin hara

Dosis kapur dolomit yang dibutuhkan untuk menetralkan tanah asam berbeda-beda sesuai dengan ukuran awal pH tanah dan nilai pH tanah yang akan dicapai.


Dosis dolomit yang dibutuhkan untuk menetralkan tanah dalam satuan ton per hektar tanah adalah sebagai berikut:

 
pH = Dosis Dolomit (ton/ha)

pH Tanah
Dosis Dolomit (ton/ha)
4.0
10.25
4.1
9.76
4.2
9.28
4.3
8.82
4.4
8.34
4.5
7.87
4.6
7.39
4.7
6.91
4.8
6.45
4.9
5.98
5.0
5.49
5.1
5.02
5.2
4.54
5.3
4.08
5.4
3.60
5.5
3.12
5.6
2.65
5.7
2.17
5.8
1.69
5.9
1.23
6.0
0.75


Kenaikan derajat keasaman yang dipaksakan secara langsung atau sangat asam/asam kuat menjadi netral dapat mengakibatkan tanaman tersiksa. Untuk mengatasinya sebaiknya pemberian dolomit secara bertahap, yaitu selang waktu 3 minggu atau setelah hujan.

Setiap jenis tanaman memiliki kesenangan atau kesesuaian derajat keasaman (pH) tanah yang berbeda-beda. Jadi pemberian dosis kapur dolomit dapat diatur dengan menyesuaikan jenis tanaman yang akan ditanam.


Tingkat derajat keasaman (pH) tanah yang diinginkan tanaman tebu adalah pada pH 6 – 8

Perlu diketahui bahwa tidak boleh memberi kapur dolomit pada tanah pertanian bersamaan dengan pemberian pupuk terutama pupuk kimia.


Kapur Dolomit dapat bereaksi dengan Nitrogen (N) (cth : pupuk urea) membentuk gas amoniak yang gampang menguap dan hilang. Selain itu Kapur Dolomit mudah bereaksi dengan fosfat (P) (cth : pupuk TSP) membentuk garam fosfat yang sulit larut dalam air.

Dolomit sebaiknya diberikan dengan selang waktu 2-3 minggu setelah pupuk kimia dan setelah hujan.
»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Penyakit Pokkahbung

PENYAKIT POKKAHBUNG


PENYEBAB
Cendawan Gibberella moniliformis (sheldon) Wineland atau Fusarium moniliforme
 
GEJALA 

Pokkahbung 1 (Pb I)

Hanya gejala-gejala daun yaitu klorose dengan atau tidak dengan kisutan daun dan dengan atau tidak dengan noda-noda merah


Pokkahbung 2 (Pb 2) 

Pertumbuhan terhambat karena serangan Pb. Pelepah daun tidak tumbuh sempurna.Ruas-ruas pendek, kadang-kadang bengkok atau hanya sedikit gepeng dengan gejala menyerupai tangga pada bagian luar atau dalamnya








Pokkahbung 3 (Pb 3)

Mati karena Pb terdapat ciri-ciri Pb. 2 pupusnya kering, batang memperlihatkan puncak yang meruncing. Juga sering terdapat ruas-ruas yang terhambat pertumbuhannya, bengkok atau tidak, atau gepeng, bahkan sering dengan gejala tangga bagian luarnya

Penyebaran 

Melalui konidium yang terbawa oleh angin, air, hujan, tebu giling, pekerja, alat transport dan alat pertanian.

Tanaman Inang

Selain pada tebu juga mempunyai tanaman inang yaitu bambu, cantel dan jagung

Ketahanan

Tanaman tebu tidak sama ketahanannya pada semua umur, tebu yang berumur kurang dari 2 bulan jarang terserang Pokkahbung, begitu juga tebu yang berumur lebih dari 7 bulan hanya terdapat sedikit serangan baru.
Tanaman yang kurus rentang Pokkahbung tetapi kurang peka dibandingkan dengan tebu yang tumbuh subur.

Pengaruh Budidaya Tebu

·   Pen`naman secara basah dan kering tidak mempengaruhi infeksi Pokkahbung
·      Pemupukan ZA mempengaruhi ketahanan tebu
·      Waktu tanam tidak berpengaruh terhadap Pokkahbung

Pengaruh Cuaca
·         Tidak ada hubungan antara hujan dengan Pokkahbung meskipun Pokkahbung selalu timbul pada bulan Desember.
·         Kelembaban udara yang tinggi dan kadar air yang tinggi mempercepat terjadinya serangan Pokkahbung.

Kerugian

Kerugian pada tiap-tiap 1 % kerusakan Pb. 3 adalah sebesar 0,35 – 0,85 %.

Pengendalian            

Penggunaan varietas tahan.
Sanitasi kebun, guna menekan perkem-bangan cendawan penyebab penyakit.
Pengendalian dengan rogesan.
Penggunaan fungisida belum dapat dianjurkan karena tidak ekonomis.
»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Tipologi Wilayah PG Pradjekan

PETA TIPOLOGI WILAYAH
PG PRADJEKAN




»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..