Working Vista Pointer

El Nino Ancam Indonesia & Australia


El Nino Ancam Indonesia & Australia





Pengertian El-Nino dan Dampak El-Nino



Pengertian El-Nino :


El-Nino adalah kondisi abnormal iklim dimana penampakan suhu permukaan laut Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah (dipantai Barat Ekuador dan Peru) lebih tinggi dari rata-rata normalnya. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang terkadang mengalir dari utara ke selatan antar Pelabuhan Paita dan Pacasmayo. Padahal biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin kerena naiknya massa air di bawah permukaan air laut ke permukaan air laut (upwelling)

Kejadian ini  kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.

El-Nino  adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di serkitar pasifik tengah dan timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El-Nino  tidak dapat dilihat.

El-Nino  sering disebut fase panas (warm event) di samudera pasifik ekuatorial bagian tengah dan timur. El-Nino  diindikasikan dengan beda tekanan atmosfer antara Tahiti dan Darwin atau yang disebut Osilasi Selatan. Disebut demikian karena keduanya terletak di belahan bumi bagian selatan. El-Nino  ditandai dengan indeks osilasi/Southern Oscillation Index (SOI) negatif, artinya tekanan atmosfer Tahiti lebih rendah dari pada tekanan diatas darwin.

Ketika terjadi El-Nino  angin pasat timuran melemah. Angin berbalik ke barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke barat. Hal ini menyebabkan peruabahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah perairan pasifik tengah, pasifik timur, dan amerika tengah.  Selain itu air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang pantai selatan amerika dan pasifik timur berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah pasifik tengah, pasifik timur menjadi sehangat pasifik barat.


Dampak El-Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia

Fenomena El-Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah indonesia berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El-Nino tersebut. Namun, karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino.

El-Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Kekeringan dan kebakaran hutan terparah terjadi pada tahun 1977. Kebakaran tersebut menimbulkan polusi udara yang menyebar hingga ke negara-negara tetangga seperti malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand.


El Nino Ancam Indonesia dan Australia

Potensi kekeringan diperkirakan meningkat di paruh kedua tahun ini.

Rabu, 19 Februari 2014, 00:56 (Viva News)

VIVAnews - Badan Meteorologi Australia memperingatkan adanya potensi peningkatan pola cuaca El Nino pada akhir tahun 2014. Dampak gejala cuaca ini berisiko membuat beberapa wilayah di dunia mengalami kekeringan dan banjir.

Prakiraaan ini sebelumnya juga disampaikan Pusat Prakiraan Iklim Amerika Serikat pada pekan lalu, dilansir Huffingtonpost, Selasa 18 Februari 2014.

Badan meteorologi AS itu mengatakan potensi peningkatan El Nino terjadi setelah kondisi netral pada musim semi belahan Bumi utara tahun 2014.

Sebagaimana diketahui, El Nino dikenal dengan Osilasi Selatan (ENSO) yang merupakan gejala penyimpangan pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi dari ambang batas normal.



Naiknya suhu di Samudera Pasifik mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya, terutama di Amerika Serikat dan sekitarnya.

"Risiko El Nino pada paruh kedua tahun ini meningkat, tapi ini belum ada jaminan terjadi dalam waktu dekat," jelas Andrew Watkins, Pengawas Prakiraan Iklim Biro Meteorologi Australia.

Watkins mengatakan, indikasi awal menunjukkan pola cuaca itu dapat datang lebih awal pada Juni, meskipun prospeknya tidak jelas sampai triwulan kedua.

Diramalkan El Nino dapat menyebabkan banjir dan hujan lebat di AS dan Amerika Selatan. Sebaliknya, gejala itu bisa memicu kekeringan panjang di Indonesia dan sekitar Asia Tenggara juga Australia.

Saat ini, sebagian besar pantai timur Australia telah menderita kekeringan, kerusakan panen, dan produksi peternakan di Queensland. Wilayah Indonesia diimbau untuk mengantisipasi sejak dini. (ren)


Sumber : Wikipedia dan http://teknologi.news.viva.co.id
 
»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Persiapan Giling 2014 Pasca Anomali Iklim


PERSIAPAN GILING 2014
PASCA ANOMALI IKLIM


PERUBAHAN IKLIM
       Iklim semakin sulit diprediksi – metoda  analogi
       Kondisi iklim 2013 mirip 2010 dan 1998 –  ENSO
       Awal kemarau 2014 cenderung normal
       Kemungkinan produksi gula 2014 > 2013

AREA TEBU PTPN XI
       Sekitar 65% dari 80.000 ribu ha :  lahan kering/tegalan
       Sangat tergantung kepada curah hujan
       Sawah – berpengairan non teknis (tadah hujan)  sehingga juga tergantung kepada curah  hujan
||
V
RENTAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM





 






DAMPAK ANOMALI 2013
  • Produktivitas tebu rendah – stagnasi pertumbuhan (drainase buruk, evapotranspirasi tinggi, flowering)
  • Rendemen tinggi (fotosintesa baik, evapotranspirasi tinggi, ΔT lebar – mirip 1999)





STRATEGI
      Kurangi penurunan protas tebu
      Tekan peluang flowering
      Tingkatkan laju fotosintase dan  evapotranspirasi
      TMA - MBS

LANGKAH ANTISIPASI
Ø  Perbaiki saluran drainase (muka air tanah   > 60 cm)
Ø  Tambah dosis NP : 1,2 x normal
Ø   Klentek dan bersihkan gulma
Ø  Analisis pendahuluan
Ø  Suplesi air siraman pada tanaman XII A/B    dan IA/B pada Juni-Agustus  (bila memungkinkan)
Ø  Formula baku  Yield = G x E x M










Sumber :  Presentasi  Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, Malang 22 Januari 2014



»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Success Story "Tebangan MBS PG Pradjekan"


RAKOR MANAJER PTPN XI (PERSERO) - SUCCESS STORY: TEBANGAN MBS PABRIK GULA PRADJEKAN 2013





Di balik fenomena anomali iklim dan berbagai dinamika yang dirasakan insan pabrik gula dalam mensukseskan musim giling tahun 2013, ada beberapa kisah sukses yang layak ditularkan sebagai inspirasi meraih kesuksesan tahun 2014. Diantaranya keberhasilan Pabrik Gula Pradjekan, salah satu unit usaha pabrik gula PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), dalam mempertahankan mutu tebangan Manis, Bersih, dan Segar atau yang dikenal sebagai Mutu MBS. Disebut sebagai Manis, karena kesesuaian dengan tingkat kemasakan tebu, Bersih berarti bersih dari daduk-sogolan dan pucukan, serta Segar adalah pendeknya jarak antara waktu tebu ditebang hingga digiling di pabrik gula. 


Oleh karena itu dalam Work Shop yang menjadi salah satu rangkaian acara Rapat Koordinasi Manajer PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang digelar di Malang, Pabrik Gula Pradjekan didaulat mempresentasikan key success-nya dihadapan seluruh peserta, Rabu (23/1) kemarin. 


Agus Zain Arifin, Manajer Tanaman PG Pradjekan dan per Januari di mutasi ke PG Semboro, menegaskan dalam presentasinya bahwa faktor yang mendukung keberhasilan mutu tebangan MBS adalah komitmen seluruh jajaran pabrik gula untuk mensuskeskan giling, disamping effort jajaran tanaman itu sendiri. Komitmen seluruh bagian adalah kunci utama dari kesuksesan menjaga mutu MBS dari awal hingga akhir giling, terang Agus. 


Pasalnya, dari alur penerimaan tebu akan melewati semua bagian mulai dari selektor hingga gilingan. Apabila mutu tebu yang datang secara visual tidak memenuhi unsur MBS, maka akan ditolak petugas di selektor, dan apabila setelah tebu diangkat crane di gilingan terlihat tidak memenuhi unsur MBS oleh petugas didukung mandor gilingan di meja tebu maka tebu akan diturunkan kembali ke dalam truk dan ditolak masuk PG. “ Secara visual tidak layak MBS maka selektor akan menolak truk tersebut. Jika baru ketahuan ketika diangkat crane, maka akan diturunkan kembali ke truk dan disuruh kembali. Apabila baru ketahuan di meja tebu maka dilakukan rafraksi . oleh karena itu tebu yang masuk PG Pradjekan dikenal di kalangan sopir truk sebagai tebu Luna Maya, yakni Manis, bersih dan Segar, jelasnya lebih lanjut.


Sementara itu di bagian tanaman sudah melakukan sosialisasi mulai awal tentang mutu tebangan MBS serta adanya rafraksi. Sosialisasi kepada internal petugas dan petani serta tidak hanya dilakukan formal di forum FTK PG saja melainkan bisa di rumah petani, kantor desa atau ditempat lainnya, terangnya. Agus menekankan bahwa hubungan personal dan kedekatan secara emosional menjadi ujung tombak komunikasi dengan petani binaan.


Selain itu, pengawasan di kebun amat menentukan keberhasilan tebangan TMA mutu MBS.Klentek itu harus dilakukan, demikian juga dengan sogolan dan pucukan harus dibersihkan, bisa juga dibuat bibit. Itu membutuhkan pengawasan yang tegas “, tutur Agus. 


Selain itu transparansi serta meningkatkan kepercayaan petani, program ARI dijalankan dengan konsisten. “ Sebagai wujud transparansi dan meningkatkan Keyakinan dan kesadaran Pemilik Tebu, adanya ARI bisa membedakan secara signifikan tebu-tebu yang kualitasnya berbeda. Dengan demikian petani merasakan keadilan dan nyaman karena hasilnya sesuai dengan tebu yang masuk , pungkasnya lebih lanjut. 


Dampak dari tebangan yang berkualitas Manis Besih dan Segar adalah menjaga potensi rendemen tebu sehingga produknya berkualitas dan berpengaruh positif terhadap kinerja pabrik. 


Hadir dalam Rapat Koordinasi jajaran Direksi PTPN XI (persero) Andi Punoko (Direktur Utama), Budi Hidayat (Direktur Keuangan), Burhan Chotib (Direktur Produksi), Ery Iswadi (Direktur Perencanaan dan Pengembangan) dan Titis Adji Wisanggeni (Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum) serta seluruh pejabat setingkat manajer di lingkungan PTPN XI (Persero). Rapat Koordinasi PTPN XI (Persero) ini digelar mulai hari Selasa hingga Kamis (21-23/1). Diharapkan Rapat Koordinasi tersebut mampu menelurkan strategi perusahaan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan perusahaan yang tangguh, tumbuh, dan terkemuka.


Sumber : www.ptpn-11.com 28/01/2014 berita

»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..