Working Vista Pointer

Cuti Bersama Hari Raya Natal Dan Tahun Baru

SURAT EDARAN
Nomor : AA-SURED/11.011

CUTI BERSAMA HARI RAYA NATAL & TAHUN BARU

Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birolrasi Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2011; Nomor KEP.135/MEN/V/2011; NOMOR SKB/02.PAN.RB/6/2011; Tentang perubahan Kedua Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia nomor : 02 Tahun 2010; Nomor KEP. 110/MEN/1/2010; Nomor SKB/07/M.PAN.RB/06/2010 tentang Hari-hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2011.

Menetapkan, bahwa pada tanggal 25 Desember 2011 ditetapkan sebagai hari Raya Natal dan tanggal 26 Desember adalah Cuti Bersama.

Sehubungan hal tersebut di atas, bersama ini diberitahukan kepada seluruh karyawan/karyawati, bahwa dalam rangka menyambut Hari Natal & Tahun Baru 2012, Pabrik Gula Pradjekan akan melaaksanakan Cuti Bersama pada hari dan tanggal sebagai berikut :

Hari
Tanggal
Keterangan
Senin
26 Desember 2011
Cuti Bersama (diperhitungkan hak cuti karyawan tahun 2011)
Sabtu
31 Desember 2011
Cuti Bersama (diperhitungkan hak cuti karyawan tahun 2011)
Senin
02 Januari 2012
Cuti Bersama (diperhitungkan hak cuti karyawan tahun 2012)
Selasa
03 Januari 2012
Masuk Kembali



Bagi karyawan/karyawati yang karena tugasnya dan tidak dapat meninggalkanny, maka pengaturannya diserahkan kepada Kepala Bagian masing-masing.

Demikian untuk pelaksanaannya.

»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Single Bud Planting (Model Cenicana Columbia)


 ›     Air merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
 ›     Iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
 ›     Bibit merupakan dasar bagi baik buruknya pertumbuhan tanaman
 ›     Varietas merupakan hal yang harus disesuaikan dengan pola tebang
 ›     Kecukupan bahan baku (TEBU) merupakan kunci dari stabilitas Pabrik Gula

KEKUATAN
     Dengan mempraktekkan single bud planting harga benih dapat ditekan
     Penurunan laju kematian tanaman.
     Meningkatkan panjang dan berat individu tebu
     Memudahkan pelaksanaan operasional budidaya karena jarak tanam yang lebar
     Metode ini memberikan produksi lebih tinggi
     Jarak tanam yang cukup memberi peluang masuknya sinar matahari dan sirkulasi udara cukup sehingga pertumbuhan lebih baik
     Kesulitan areal pembibitan dapat teratasi
     Hemat biaya di pos 511
     Ada tambahan pendapatan gula

KELEMAHAN
     Diperlukan biaya untuk modal
     Perlu kebijakan untuk mendapat modal sebagai bagian dari penghematan air dan peningkatan produksi
     Harus ada inovasi peralatan
     Merubah kebiasaan ditinjau dari sudut sumber daya manusia

SYARAT PEMBIBITAN
Ø      Bibit berasal dari kebun sehat
Ø      Daya perkecambahan > 95%
Ø      Kemurnian bibit > 95%
Ø      Umur bibit  6-7 bulan
Ø      Bebas hama penyakit
Ø      Habitus batang sesuai varietasnya
Ø      Merupakan jenis unggul

PRINSIP SINGLE BUD PLANTING
     Pengembangan pembibitan menggunakan chip/potray dengan satu mata tunas
     Transplanting lebih cepat
     Menerapkan jarak tanam lebar (60 cm) di lapangan
     Menyediakan kelembaban yang cukup dan menghindari penggenangan air

LANGKAH-LANGKAH
  
          Batang tebu dari tanaman yang berumur + 6 Bulan,  dikelentek dan dipotong pucuknya
         Pengambian Mata Bibit : Secara Mekanis dengan mesin yang didisain khusus, mempunyai pisau berbentuk pipa dengan diameter kurang lebih 2,5 cm mengambil mata dengan berputar melubangi bibit, sehingga batang tebu tetap utuh dalam bentuk lonjoran tidak terpotong-potong
         Bila belum ada mesin dengan cara manual, dipotong dengan parang tajam melintang dikanan kiri mata, lebar + 2,5 cm
         Setelah itu dimasukkan HWT kemudian dimasukkan ke cairan anti bakteri/jamur, mata bibit tersebut ditanam di baki lebar (1 x 0,5 cm) yang diisi media campuran tanah dan kompos ( 1 : 1) dengan populasi padat (pre nursery) sampai berumur 10-15 hari
           Setelah itu dipindahkan ke baki khusus yang mempunyai tabung kerucut tempat tumbuh tanaman dengan media tanah dicampur kompos
           Baki baki ditata dalam bedengan, disiram secara rutin dengan springkler selama 2 bulan. Setelah itu tanaman bisa dicabut untuk dipindahkan ke kebun. 1 Ha cukup 9.000 bibit.
          Dengan PKP kebun 1,65 m, dalam 1 Hektar panjang row = 6.060 m. Standar jumlah bibit =9.000 tunas. Maka jarak tanam = 6.060 m : 9.000 = 0,67 m


TUJUAN SINGLE BUD
       Menghemat Kebun Pembibitan.
       Bibit yang ditanam mempunyai keseragaman pertumbuhan. Bibit yang perkecambahannya seragam mempunyai awal pertumbuhan yang sehat dan seragam
       Diharapkan hasil penangkaran bibit lebih banyak.

CARA PEMOTONGAN BIBIT


PENANAMAN PADA BEDENGAN

1.      Dimaksudkan untuk melihat tingkat perkecambahan
2.      Bibit yang perkecambahannya seragam mempunyai awal pertumbuhan yang sehat dan seragam

Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bedengan
1.      Media harus subur, tanah dan kompos (1:1).
2.      Media harus kering.
3.      Kelembapan harus dijaga.
4.      Jarak tanam 2 x 1 cm
5.      Tidak dianjurkan untuk menutup plastik pada bedengan secara langsung karena akan terjadi pembusukan (mempertimbangkan situasi dan kondisi)

Biaya Tanam pada Bedengan
·         Biaya tanam per mata Rp. 15,- sampai Rp. 20,-  (klentek, potong, tanam).
·         Tergantung dari keterampilan tenaga kerja dan upah harian setempat.


 PENANAMAN DI POTTRAY
·         Dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan ke kebun
·         Perakaran sudah mulai kuat
·         Tanaman yang seragam saja yang dipindahkan, hal ini untuk menghindarkan persaingan dalam pertumbuhan selanjutnya.

Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penanaman Di Pottray
·         Media harus subur karena ruas pertumbuhannya kecil.
·         Pemupukan.
·         Penyiraman → Sebaiknya menggunakan springkle kabut.
·         Waktu yang dibutuhkan 1 – 1,5 bulan kemudian dilanjutkan ke kebun.
 
PERAWATAN DI POTRAY


Penanaman Di Kebun

Dalam tahapan ini perlu adanya inovasi cara tanam, agar kecepatan tanam dapat dicapai dan tingkat kehidupan tahapan juga harus mendapatkan perhatian. Berikut beberapa cara tanam yaitu :
1.      Manual 
·         Ditugal dengan pecuk.
·         Digejik dengan kayu/bambu
2.      Semi Mekanik dengan Alat Bor Tanah
3.      Kedalaman yang dicapai 7,40 cm
4.      Diameter lubang 10 cm

·         Tanam menggunakan alat mesin bor tanah ( 1 alat)
    1 ha = 950 leng
    1 leng = 16 lubang = 16 tanaman
    1 ha = 15200 tanaman = 317 potray
    1 ha = 21 liter @ 6.000 = Rp. 126.000,- (Bahan Bakar Bensin Campur)
·         Kebutuhan tenaga kerja per Hektar untuk membuat lubang :
    1 leng 2 menit = 31 jam = 6,2 hari/ ha ( @ 5jam/hari)
    1 tim = 6 orang
·         Kebutuhan tenaga kerja tanam (bahan tanam siap di pinggir kebun) :
                1 leng = 16 lubang = 4 menit = 63 jam = 12,6 hari
               (@ 5 Jam/hari)
               1 tim = 12 orang 
 
Cara Kerja (Hot Water Threatment )

1.      Batang tanaman dipotong dalam bentuk stek satu mata, dengan panjang stek 5 cm dengan posisi mata terletak ditengah-tengah dari panjang stek.
2.      Disortasi untk selanjutnya direndam dalam air panas (bisa melalui autoclave) pada suhu 52 0C selama 30 menit. Atau dengan Untuk stek batang (bagal) disarankan direndam air 12-24 jam.
                          Tambahan: direndam dalam larutan kapur selama 18-24 jam dapat eningkatkan hasil lebih dari 50 %. Hasil percobaan di laboratorium penyimpanan selama 6 hari ada kelembaban rendah dan temperature tinggi (32-360C) menghasilkan perkecambahan maksimum sebaliknya penyimpanan pada temperature tinggi dan kelembaban tinggi menghasilkan perkecambahan yang minimum.
3.      Ditreatment dengan fungisida dan insectisida. Fungisida dan insectisida bisa dicampur dengan pupuk dasar atau dioleskan pada bekas luka potong, dll.
4.      Ditreatment dengan Zat Pemacu Tumbuh (ZPT), misalnya dengan direndam dalam larutan chlorohydrins, acetylene, dll.
5.      Di tanam pada bedengan dengan mata disamping
6.      Ditutup tanah agak halus dengan ketebalan 1-2 cm
7.      Sebelum tanam dan sesudah tanam dialiri air terlebih dahulu
8.      Perbedaan antara yang diberi ZPT dan tidak

Penggunaan ZPT berupa rootmost, mampu merangsang pertumbuhan jaringan meristem terutama pada akar, sehingga pertumbuhan akar lebih cepat dibanding tampa rootmost tetapi memperlambat pertumbuhan tunas mata. Sebaliknya pada tanpa rootmost, pertumbuhan tunas lebih dominan dan lebih cepat dibanding dengan pemberian rootmost.

9.      Setelah 10-20 dipindah di potray
           10. Pupuk dengan larutan setelah di potray
Sumber : Litbang Induk PTPN XI, dll
»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Pelatihan Teknologi Somatic Embryogenesys Untuk Komoditas Tebu

Telah dilakukan magang/pelatihan alih teknologi perkebunan tentang teknologi somatik embryogenesis untuk komoditas tebu. Pelatihan dilaksanakan mulai 14-16 November 2011 Bertempat di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor
(Laboratorium Biak Sel dan Mikropropagasi Tanaman).

Guna mewujudkan swasembada gula tahun 2014 perlu dilakukan peningkatan produksi gula nasional melalui perluasan areal pertanaman tebu dengan menggunakan varietas-varietas yang toleran terhadap kekeringan dan tingkat produksi yang tinggi.

Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk menunjang program swasembada tersebut sangat besar. Hal tersebut sangat sulit untuk dipenuhi jika masih mengandalkan perbanyakan tanaman secara konvensional malalui stek batang atau bagal. Masalah tersebut dapat diatasi dengan antara lain dengan perbanyakan tebu melalui kultur jaringan (kultur invitro).

Perkembangbiakan atau regenerasi dalam kultur in-vitro dapat dilakukan melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun tidak langsung malalui tahap kalus. Selain itu untuk medapatkan jumlah bibit yang banyak dapat juga dilakukan dengan cara memodifikasi system kultur seperti system perendaman sesaat (SPS) dan yang lainnya.

Regenerasi melalui embriogenesis somatik memberikan banyak keuntungan, antara lain: (1) waktu perbanyakan lebih cepat; (2) pencapaian hasil dalam mendukung program perbaikan tanaman lebih cepat; dan (3) jumlah bibit yang dihasilkan tidak terbatas jumlahnya.

Kultur Jaringan Tebu

1. Kelebihan dibandingkan dengan perbanyakan secara konvensional
- Laju multiplikasi lebih cepat (50.000 kali dalam 6 bulan disbanding dengan konvensional yang hanya mencapai 8-12 kali)
- Bibit bebas penyakit
- Kemurnian bibit lebih terjamin

Prosedur Kultur Jaringan Tebu

1. Persiapan eksplan
- Eksplan: meristem atau daun muda yang masih menggulung
- Sterilisasi dengan cara dibakar dengan alcohol sebanyak 3 kali
2. Medium inisiasi kalus dengan menggunakan media MS dengan penambahan hormone 2,4-D dan air kelapa.
3. Sub kultur dilakukan setiap 3-4 minggu pada medium yang sama untuk proliferasi kalus
4. Tempat kultur: ruang gelap, suhu 26-28 oC
5. Pembentukan dan pembesaran tunas
- Medium MS dengan penambahan IAA dan air kelapa.
- Kultur diletakkan pada ruang kultur terang dengan intensitas cahaya 20 μmol foton/m2/detik, fotoperiode 12 jam dengan suhu 26-28 oC.
6. Pembentukan akar
- Medium cair MS 2 cair pada tabung besar di ruang terang.
7. Aklimatisasi
- Medium: tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1
- Diletakkan dalam sungkup plastic, setelah 4 minggu dipindah ke polibag.

Alur Kerja dalam Kultur Jaringan Untuk Somatic Embryogenesis pada Tebu


Mengenai Petunjuk teknis pembuatan Bibit menggunakan kultur jaringan by P3GI Pasuruan, silahkan download dengan mengklik link berikut ini http://www.ziddu.com/download/17832166/JuknisTebu_EkaS_P3GI.pdf.html 


Sumber : http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/
»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Pengelolaan Tebu Bibit

PERSYARATAN LAHAN UNTUK KEBUN BIBIT
    Lahan berpengairan dan bebas genangan agar diperoleh jumlah batang yang maksimal
         Lahan bebas dari tunas tebu lama
         Lokasi diupayakan dekat dengan lahan tebu giling
         Solum tanah dalam
         Tidak dibawah naungan


PERBEDAAN
TEBU GILING
         Umur 12 bulan
         PKP 1 – 1,2 m
Pekerjaan bumbun lengkap sampai gulud
         Ada pekerjaan klentek
         Dosis pupuk 5 halei dan 2 ZA
         Tidak ada sertifikasi

TEBU BIBIT
         Umur 7 – 8 bulan
         PKP 0,80 – 0,90 m
  Pekerjaan sampai dengan bumbun III
         Tidak ada pekerjaan klentek
         Dosis pupuk
    Ada sertifikasi oleh P3GI dan BP2MB
         Ditangkarkan

SYARAT BIBIT BERMUTU
n      Tingkat kemurnian vaietas > 95 %
n      Bebas dari penyakit luka api
n      Penyakit blendok, pokahbung, mosaik dan lain-lain maks 5 %
n      Gejala serangan penggerek batang < 2%, gejala serangan hama lain < 5 %

MACAM BENTUK BIBIT
         Stek batang atau bagal
     Berasal dari batang tebu yang matanya belum berkecambah. Terdiri atas bagal mata satu, dua dan tiga
         Lonjoran
      Bagal dalam bentuk lonjoran dengan panjang 1,25 m terdiri atas 6 – 8 mata
         Polybag
    Bibit yang diperoleh dari tanaman stek satu mata yang ditumbuhkan pada polybag dengan tanah sebagai media tanam

o     Rayungan
            Berasal dari pangkasan batang tebu yang matanya telah tumbuh tunas. Bentuk bibit dapat terdiri dari satu tunas dan dua tunas rayungan yang telah tumbuh 5-7 daun (umur bibit 45 hari)
o     Stek  pucuk (top stek)
                  Berasal dari tebangan tebu giling yang varietasnya murni  (dalam kondisi tidak ada bibit) dan untuk bahan sulam. Tebu giling pada saat tebang dalam kondisi sehat, tidak terbakar, murni dan bebas dari HPT

PERHITUNGAN PENANGKARAN BIBIT




PERKEMBANGBIAKAN DIPERCEPAT
         METODE RAYUNGAN
            Diperoleh dari tebu yang telah ditumbuhkan mata tunasnya.
         Keuntungan : mata tunas sudah pasti tumbuh, penangkaran tinggi, sortiran lebih rendah, penggunaan bibit lebih efisien, prosentase sulaman rendah.
           Kerugian : pengambilan, pengangkutan dan penanaman bibit ekstra hati-hati, penanaman harus segera, besar resikonya karena lahan tebu bergeser ke lahan kering
         SEBLANGAN
            Tebu yang berumur 2-3 bulan telah mempunyai anakan yang berakar kemudian dipisahkan dari induk dijadikan sebagai bibit. Pemeliharaan harus intensif terutama pemupukan dan pemberian air
         METODE MIKROPROPAGASI
            Pemanfaatan kultur jaringan
         METODE BAGAL MIKRO
            Pemanfaatan planlet mikropropagasi dengan menanam polybag dengan jarak 25 cm x 25 cm

PENGGUNAAN BIBIT
         Lahan bertekstur berat dan berpengairan cukup menggunakan bibit rayungan bermata satu atau dua
         Lahan berpengairan sedang dan bertekstur ringan menggunakan bagal mata 3 atau lebih
         Seleksi bibit sebelum tanam untuk menghindari sulaman
         Penggunaan desinfektan untuk sterilisasi pisau pemotong bibit
         Penyediaan sumpingan pada setiap juringan (10 % dari jumlah bibit) untuk persiapan bahan sulam

»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Realisasi Penghijauan Bukit Morina (Sukseskan OBIT)

Gerakan penanaman pohon 1 miliar merupakan salah satu upaya menumbuhkan budaya menanam di masyarakat. Penanaman 1 Miliar Pohon tahun 2011 ini bertujuan untuk menambah tutupan lahan dan mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor, konservasi keanekaragaman hayati, penyerapan karbon untuk mencegah dampak perubahan iklim, serta mendukung pembangunan ketahanan pangan, energi, dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak pohon yang ditanam, maka masyarakat akan semakin terlindung dan sejahtera. Mottonya: “ banyak pohon banyak rejeki “.

Realisasi : Kegiatan menanaman pohon di bukit morina telah terselenggara dengan hasil yang baik yaitu pada tanggal 8 Desember 2011 dan 10 Desember 2011.


 Dokumentasi :
1.     Penanaman Pohon 8 Desember 2011


2.      Penanaman Pohon 10 Desember 2011

 

Berita Terkait Lainnya (Klik Link) : Gerakan Penanaman 1 Milyar Pohon (Situs Resmi Bondowoso)

»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..

Keragaan Varietas Dan Kesesuaian Lahan

Teknik budidaya adalah suatu kegiatan modifikasi lingkungan dan genetik tanaman untuk mendapat hasil maksimum
Tanaman tebu adalah tanaman yang dipanen batangnya dan diambil gulanya (bukan sekedar bobot fisik hasil)
Pabrik gula yang sebenarnya adalah proses dalam tanaman
Pelaksanaan budidaya tanaman merupakan suatu kegiatan yang melibatkan berbagai aspek yang satu dengan lainnya saling terkait dan pengaruh mempengaruhi

KETERKAITAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI PRODUKSI


FAKTOR DALAM PEMBENTUKAN GULA
PENYEBARAN CURAH HUJAN IDEAL
 

SEBARAN JENIS TANAH AREAL TEBU


TAHAPAN TEKNIK BUDIDAYA
BAHAN TANAMAN

   Bibit yang baik harus memiliki mutu yang baik dan bebas hama penyakit
   Bibit untuk tebu giling berasal dari kebun bibit datar (KBD). KBD diperoleh dari KBI (kebun bibit induk), KBI dari KBN (kebun bibit nenek)
   Bentuk bibit dari KBD : bagal
   Jika kekurangan bibit dapat menggunakan top stek generasi yang berasal dari tebu giling (maks 25%)
   Pengukuran mutu kebun bibit dilakukan dengan menghitung faktor hasil bibit (fhb) teori dan fhb nyata
   Fhb teori : ratio antara hasil mata di kebun bibit dengan kebutuhan mata di kebun tebu giling
   Fhb nyata : kemampuan 1 ha kebun bibit mencukupi luas kebun tebu giling

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEBU BIBIT

   Iklim : iklim yang kering akan menurunkan jumlah tunas
   Kesuburan tanah : semakin subur tanah, jumlah tunas dan mata semakin banyak.
   Hama dan penyakit : tanaman yang terserang hama dan penyakit harus dibuang.
   Kemurnian varietas : campuran varietas harus dibuang
   Varietas : bakat alam terhadap pertumbuhan tunas
   Cara pemeliharaan : semakin intensif pemeliharaan mutu bibit akan baik dan jumlah yang dihasilkan semakin banyak
   Pengangkutan : pengangkutan yang kurang hati-hati akan menyebabkan bibit banyak yang rusak

WAKTU DAN POLA TANAM

   Tebu digiling pada umur ± 12 bulan
   Di lahan sawah waktu tanam optimum antara Mei-Juli (pola tanam A), sedangkan di lahan kering dapat A atau B (awal musim hujan). Pola tanam A di lahan kering harus ada tambahan air.
Agar panen dapat teratur digunakan varietas tebu masak awal (30%), masak tengah(40%), dan masak akhir (30%)
   Tanaman pertama umumnya diikuti tanaman keprasan dengan proporsi ideal 1/3 luas areal tanaman pertama dan 2/3 tanaman keprasan. Namun di lapangan proporsi yang saat ini digunakan adalah 25% PC dan 75% RC
   Pergiliran dengan tanaman lainnya harus dilakukan agar siklus hama terputus

PENATAAN VARIETAS

PERSYARATAN UMUM VARIETAS UNGGUL
Memiliki mutu yang tinggi sebagai bahan baku
Rendemen tinggi
Kadar serat rendah
Produktivitas stabil = tidak memiliki fluktuasi tinggi terhadap perubahan lingkungan
Tahan keprasan
Memiliki sifat agronomi yang baik
Tahan terhadap hama dan penyakit tertentu
Tahan terhadap kekeringan (untuk varietas lahan kering)
Mudah diklentek

KERAGAAN VARIETAS

Penggolongan umur
Masak awal : 8-10 bulan
Masak tengah : 10-12 bulan
Masak lambar : > 12 bulan

Evaluasi varietas :
keragaan tanaman : bobot 30%
Nilai fabrikasi : bobot 30%
Produktivitas di kebun : bobot 40%

KERAGAAN TANAMAN
Kemampuan umum (kanopi, bentuk daun, ketegaran batang, diameter, kerapatan tanaman, kemudahan klentekan)
Jumlah batang per meter juring
Bobot batang per meter
Lubang dan gabus batang
Pertumbuhan sogolan (anakan yang muncul di akhir pertumbuhan)
Pertumbuhan siwilan (tunas yang tumbuh dari mata batang)
Pembungaan
Penggerek pucuk, penggerek batang
Penyakit

NILAI PABRIKASI
Nilai Brix di kebun
Hasil penggilingan dengan gilingan contoh untuk menentukan nilai nira dan potensi rendemen
Nilai nira yang diukur dari Brix dan Pol
Nilai nira = pol – 0,4 (brix – pol)
Potensi rendemen yang dihitung dengan rumus
Potensi rendemen = nilai nira x kadar nira tebu

PRODUKTIVITAS DI KEBUN
Hasil tebu (bobot tebu)
Rendemen
Hasil hablur

PENUTUP
   Produktivitas merupakan fungsi dari sifat genetis dan lingkungan
   Tiap wilayah dengan tipe iklim dan tipologi lahan yang berbeda membutuhkan varietas yang berbeda
   Uji adaptasi dan produksi harus dilakukan jika ingin mengembangkan tebu di areal baru
   Pemilihan varietas harus dilakukan di lokasi sebab satu varietas yang unggul di suatu tempat belum tentu unggul di tempat lain
   Suatu pabrik gula wajib memiliki bagian yang menangani seleksi dan uji varietas.

Sumber : Pusitbang Perkebunan Bogor, puripb.blogspot.com
»»  Baca Selengkapnya (Readmore)..