Working Vista Pointer

Keragaan Varietas Dan Kesesuaian Lahan

Teknik budidaya adalah suatu kegiatan modifikasi lingkungan dan genetik tanaman untuk mendapat hasil maksimum
Tanaman tebu adalah tanaman yang dipanen batangnya dan diambil gulanya (bukan sekedar bobot fisik hasil)
Pabrik gula yang sebenarnya adalah proses dalam tanaman
Pelaksanaan budidaya tanaman merupakan suatu kegiatan yang melibatkan berbagai aspek yang satu dengan lainnya saling terkait dan pengaruh mempengaruhi

KETERKAITAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI PRODUKSI


FAKTOR DALAM PEMBENTUKAN GULA
PENYEBARAN CURAH HUJAN IDEAL
 

SEBARAN JENIS TANAH AREAL TEBU


TAHAPAN TEKNIK BUDIDAYA
BAHAN TANAMAN

   Bibit yang baik harus memiliki mutu yang baik dan bebas hama penyakit
   Bibit untuk tebu giling berasal dari kebun bibit datar (KBD). KBD diperoleh dari KBI (kebun bibit induk), KBI dari KBN (kebun bibit nenek)
   Bentuk bibit dari KBD : bagal
   Jika kekurangan bibit dapat menggunakan top stek generasi yang berasal dari tebu giling (maks 25%)
   Pengukuran mutu kebun bibit dilakukan dengan menghitung faktor hasil bibit (fhb) teori dan fhb nyata
   Fhb teori : ratio antara hasil mata di kebun bibit dengan kebutuhan mata di kebun tebu giling
   Fhb nyata : kemampuan 1 ha kebun bibit mencukupi luas kebun tebu giling

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEBU BIBIT

   Iklim : iklim yang kering akan menurunkan jumlah tunas
   Kesuburan tanah : semakin subur tanah, jumlah tunas dan mata semakin banyak.
   Hama dan penyakit : tanaman yang terserang hama dan penyakit harus dibuang.
   Kemurnian varietas : campuran varietas harus dibuang
   Varietas : bakat alam terhadap pertumbuhan tunas
   Cara pemeliharaan : semakin intensif pemeliharaan mutu bibit akan baik dan jumlah yang dihasilkan semakin banyak
   Pengangkutan : pengangkutan yang kurang hati-hati akan menyebabkan bibit banyak yang rusak

WAKTU DAN POLA TANAM

   Tebu digiling pada umur ± 12 bulan
   Di lahan sawah waktu tanam optimum antara Mei-Juli (pola tanam A), sedangkan di lahan kering dapat A atau B (awal musim hujan). Pola tanam A di lahan kering harus ada tambahan air.
Agar panen dapat teratur digunakan varietas tebu masak awal (30%), masak tengah(40%), dan masak akhir (30%)
   Tanaman pertama umumnya diikuti tanaman keprasan dengan proporsi ideal 1/3 luas areal tanaman pertama dan 2/3 tanaman keprasan. Namun di lapangan proporsi yang saat ini digunakan adalah 25% PC dan 75% RC
   Pergiliran dengan tanaman lainnya harus dilakukan agar siklus hama terputus

PENATAAN VARIETAS

PERSYARATAN UMUM VARIETAS UNGGUL
Memiliki mutu yang tinggi sebagai bahan baku
Rendemen tinggi
Kadar serat rendah
Produktivitas stabil = tidak memiliki fluktuasi tinggi terhadap perubahan lingkungan
Tahan keprasan
Memiliki sifat agronomi yang baik
Tahan terhadap hama dan penyakit tertentu
Tahan terhadap kekeringan (untuk varietas lahan kering)
Mudah diklentek

KERAGAAN VARIETAS

Penggolongan umur
Masak awal : 8-10 bulan
Masak tengah : 10-12 bulan
Masak lambar : > 12 bulan

Evaluasi varietas :
keragaan tanaman : bobot 30%
Nilai fabrikasi : bobot 30%
Produktivitas di kebun : bobot 40%

KERAGAAN TANAMAN
Kemampuan umum (kanopi, bentuk daun, ketegaran batang, diameter, kerapatan tanaman, kemudahan klentekan)
Jumlah batang per meter juring
Bobot batang per meter
Lubang dan gabus batang
Pertumbuhan sogolan (anakan yang muncul di akhir pertumbuhan)
Pertumbuhan siwilan (tunas yang tumbuh dari mata batang)
Pembungaan
Penggerek pucuk, penggerek batang
Penyakit

NILAI PABRIKASI
Nilai Brix di kebun
Hasil penggilingan dengan gilingan contoh untuk menentukan nilai nira dan potensi rendemen
Nilai nira yang diukur dari Brix dan Pol
Nilai nira = pol – 0,4 (brix – pol)
Potensi rendemen yang dihitung dengan rumus
Potensi rendemen = nilai nira x kadar nira tebu

PRODUKTIVITAS DI KEBUN
Hasil tebu (bobot tebu)
Rendemen
Hasil hablur

PENUTUP
   Produktivitas merupakan fungsi dari sifat genetis dan lingkungan
   Tiap wilayah dengan tipe iklim dan tipologi lahan yang berbeda membutuhkan varietas yang berbeda
   Uji adaptasi dan produksi harus dilakukan jika ingin mengembangkan tebu di areal baru
   Pemilihan varietas harus dilakukan di lokasi sebab satu varietas yang unggul di suatu tempat belum tentu unggul di tempat lain
   Suatu pabrik gula wajib memiliki bagian yang menangani seleksi dan uji varietas.

Sumber : Pusitbang Perkebunan Bogor, puripb.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar