BRAND BARU "WALINI"
PT Perkebunan Nusantara (PTPN)
III (Persero), holding perusahaan perkebunan di Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah, meluncurkan sejumlah produk yang akan dijual secara ritel dengan merek
Walini. Produk-produk Walini diharapkan menyumbang pendapatan perseroan sebesar
Rp 400 miliar.
"Brand Walini ini akan kami gunakan untuk
seluruh produk PTPN yakni gula, minyak goreng, teh, dan kopi," kata
Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan di sela-sela peluncuran produk di
Museum De Tjolomadoe, Karanganyar, Sabtu (26/1) malam.
Untuk tahap awal, produk yang
ditawarkan oleh merek dagang Walini adalah gula, minyak goreng, teh dan kopi.
Ke depan, perseroan akan menambah produk lain seperti cokelat.
Menurutnya, selama ini
produk-produk PTPN holding menggunakan
merek yang berbeda-beda dan distribusinya masih terbatas. "Sehingga
dengan brand baru
ini, merek Walini akan digunakan untuk komoditas yang akan masuk ke pasar
ritel," katanya.
Walini disiapkan untuk merambah
pasar dari kalangan menengah. Namun, perseroan tetap mempertahankan merek
premium untuk komoditas kopi dan teh, yakni teh Kayu Aro dan kopi
Rollaas.
Dolly menambahkan pada 2019 ini
sebanyak 400 ribu ton gula, kopi, teh dan minyak goreng diharapkan akan terjual
dengan nilai penjualan Rp 400 miliar. Untuk mendukung pemasaran, perseroan akan
bekerja sama dengan sejumlah badan usaha milik negara, antara lain Bulog, PT
Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Pelni dan PT Kimia Farma.
Dolly optimistis keempat produk
yang diluncurkan bisa diterima pasar, karena produk asli Indonesia dan dijual
di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. "Kalau
HET gula Rp 12.500 per kg, maka gula Walini dijual di bawah harga itu. Ini gula
sehat, dari tebu asli dan bukan rafinasi," katanya sambil menunjuk gula
Walini.
Perusahaan holding perkebunan ini
memiliki cakupan usaha berupa budi daya tanaman, produksi, perdagangan,
pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis, agroindustri, dan
usaha lainnya. Komoditas yang dikelola di atas lahan 1,18 juta hektare itu
adalah kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, kakao, tembakau, aneka kayuan,
buah-buahan, dan aneka tanaman lainnya.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID